Apakah kalian tahu tentang kappa? Kappa mungkin adalah salah satu yokai yang paling terkenal di Jepang dan sering muncul dalam banyak cerita rakyat di seluruh negeri. Banyak orang mungkin membayangkan kappa sebagai makhluk lucu yang suka makan mentimun, tetapi kappa juga merupakan yokai yang menakutkan yang dikenal karena menyeret manusia atau kuda ke sungai atau kolam untuk menenggelamkan mereka. Kali ini, kita akan memperkenalkan apa itu kappa, asal usul, dan legenda yang ada tentang mereka.
Apa itu Kappa?
Kappa adalah yokai air yang hidup di sungai dan rawa di Jepang. Mereka memiliki penampilan seperti anak kecil, sehingga disebut “kawa no wappa” (anak sungai), yang kemudian berubah menjadi “kappa”. Meskipun mereka memiliki bentuk yang mirip manusia, kulit mereka berwarna hijau, memiliki tempurung seperti kura-kura, dan ada piring kecil di atas kepala mereka untuk menahan air.
Kappa sangat pandai berenang dan dikenal sebagai yokai yang menakutkan karena mereka bisa menyeret manusia atau kuda ke dalam air dan menenggelamkannya. Namun, pada dasarnya, kappa dikenal sebagai yokai yang suka mengganggu dan menjahili orang, misalnya dengan memercikkan air. Selain itu, mereka sangat menyukai mentimun. Hal ini karena kappa adalah yokai sungai, dan di Jepang, di mana kepercayaan terhadap dewa air sangat kuat, mentimun digunakan sebagai persembahan untuk dewa sungai.
Asal Usul Kappa
Asal usul kappa berbeda antara Jepang Timur dan Jepang Barat. Di Jepang Timur, kappa dikatakan berasal dari shikigami milik Abe no Seimei, seorang tokoh mistis; atau dari goho doshi milik En no Ozunu, seorang ahli sihir; serta dari boneka yang dibuat oleh para tukang kayu dari Hida untuk membantu dalam ritual dan sihir mereka. Kappa memiliki kedua lengan yang terhubung di dalam tubuh mereka, sehingga jika satu lengan ditarik, lengan yang lain juga ikut tertarik. Hal ini dikatakan karena asal usul mereka yang berupa boneka.
Di Jepang Barat, kappa diyakini berasal dari yokai seperti monyet yang datang dari benua. Penampilan kappa yang mirip monyet dipengaruhi oleh legenda di Jepang Barat. Selain itu, ada juga teori yang menyatakan bahwa kappa adalah reinkarnasi dari para prajurit klan Taira yang kalah dalam Pertempuran Dan-no-ura dan melarikan diri ke Kyushu dengan penuh dendam. Dikatakan bahwa para kappa ini merusak lahan pertanian di Kyushu dan menyeret orang-orang ke sungai dan rawa.
Legenda Kappa di Kyushu
Kappa memiliki berbagai legenda di seluruh Jepang, tetapi yang paling banyak ditemukan adalah di wilayah Kyushu. Banyaknya legenda tentang kappa di wilayah ini membuat Kyushu dijuluki sebagai Kerajaan Kappa. Salah satu legenda menyebutkan bahwa ada kappa bernama Kyusenbo (九千坊) yang memimpin 9000 kappa lain dari daratan dan menetap di daerah Yatsushiro di Prefektur Kumamoto, yang dilalui oleh Sungai Kuma dan Sungai Chikugo. Namun, kappa-kappa tersebut sering melakukan keisengan dan kejahatan, yang menyebabkan Kato Kiyomasa marah. Kato Kiyomasa kemudian mengumpulkan semua monyet di Kyushu untuk mengusir kappa dari Yatsushiro.
Selain itu, ada banyak legenda lain di Kyushu yang menceritakan konflik antara kappa dan petani, atau kappa yang mencuri ikan yang ditangkap oleh nelayan. Alasan banyaknya legenda kappa di Kyushu diyakini berkaitan dengan geografi wilayah ini. Untuk mengelola daerah rendah seperti Kyushu, diperlukan teknik pengelolaan air yang baik. Banyaknya legenda kappa, yang merupakan yokai air, dianggap sebagai cara untuk menunjukkan kemampuan dalam teknik pengelolaan air.
Legenda Kappa di Iwate
Di Iwate, yang jauh dari Kyushu, legenda kappa juga terkenal. Khususnya dalam buku “Tono Monogatari” karya Kunio Yanagita, terdapat berbagai legenda tentang kappa. Salah satu ceritanya adalah tentang kappa yang mencoba menyeret kuda ke dalam sungai pada hari yang panas ketika kuda tersebut dibawa untuk mendinginkan diri. Namun, kappa tersebut justru terseret oleh kuda hingga ke kandang. Kappa itu bersembunyi dalam ember di kandang, tetapi akhirnya ditemukan dan diadili oleh penduduk desa. Kappa berjanji untuk tidak mengganggu kuda lagi dan dikembalikan ke sungai, setelah itu hidup dengan tenang.
Banyaknya legenda tentang kappa di Tono diyakini berkaitan dengan kemiskinan yang parah di daerah tersebut, terutama selama periode Edo ketika banyak orang menderita akibat kelaparan. Dalam situasi seperti itu, anak-anak dan orang tua yang lemah sering kali meninggal terlebih dahulu. Kappa dipercaya sebagai reinkarnasi dari anak-anak yang mati akibat kelaparan. Penampilan kappa yang menyerupai anak kecil dianggap dipengaruhi oleh cerita ini.
Selain itu, di Tono terdapat banyak tempat yang diyakini sebagai lokasi kemunculan kappa sehingga ada izin penangkapan kappa. Dengan izin ini, seseorang diperbolehkan untuk menangkap kappa.
Kesimpulan
Bagaimana menurut Anda? Kami telah memperkenalkan asal-usul dan legenda kappa. Ada berbagai cerita tentang asal-usul kappa, dan legenda tentang kappa di Kyushu dan Iwate memiliki asal-usul yang berbeda. Mungkin legenda kappa dibuat berdasarkan keadaan unik di masing-masing daerah.
Di situs ini, kami juga memperkenalkan berbagai sejarah dan budaya menarik Jepang lainnya selain kappa. Jika Anda tertarik, kami akan sangat senang jika Anda melihat situs lainnya!
コメント