Musim panas di Jepang adalah musim yang dibentuk oleh panas dan kelembapan khasnya, serta berbagai acara yang meriah. Setelah musim hujan yang dimulai pada bulan Juni berakhir, panas yang luar biasa datang karena pengaruh tekanan tinggi di Samudra Pasifik. Pada periode ini, di kota-kota seperti Tokyo, Osaka, dan Nagoya, suhu terus melebihi 30 derajat, dan sering kali suhu tetap tinggi bahkan di malam hari. Mengapa begitu panas? Berikut adalah alasan di baliknya dan beberapa tips untuk tetap nyaman selama musim panas.
Ciri-Ciri Musim Panas di Jepang
Musim panas di Jepang memiliki karakteristik unik yang dipengaruhi oleh iklim dan budayanya. Pada musim hujan dari bulan Juni hingga Juli, kelembapan meningkat dan sering terjadi hujan lebat. Setelah periode ini berakhir, musim panas yang sesungguhnya dimulai dengan suhu yang sering melebihi 30 derajat. Terutama di daerah perkotaan, fenomena pulau panas sering terlihat, sehingga suhu tetap tinggi bahkan pada malam hari.
Musim panas di Jepang dipenuhi dengan berbagai acara tradisional seperti festival kembang api, festival musim panas, dan bon odori. Orang-orang mengenakan yukata dan menikmati acara-acara tersebut. Selain itu, selama liburan musim panas, anak-anak bermain di pantai atau kolam renang, dan banyak keluarga pergi berlibur bersama.
Selain itu, budaya kuliner musim panas di Jepang juga sangat khas. Makanan-makanan seperti mie dingin, es serut, dan semangka sangat populer untuk menyejukkan diri. Terutama, somen dan hiyashi chuka sering disantap di rumah-rumah.
Alasan Mengapa Musim Panas di Jepang Panas
Lalu, mengapa musim panas di Jepang sangat panas? Sebenarnya, ada dua alasan utama yaitu zona iklim dan topografi yang membuat musim panas di Jepang menjadi sangat panas.
Zona Iklim
Jepang berada di zona iklim lembap, khususnya pada musim panas ketika tekanan tinggi di Samudra Pasifik menyebabkan udara hangat dan lembap mengalir masuk. Pengaruh tekanan tinggi ini membuat cuaca cerah bertahan lama, sehingga suhu siang hari mudah meningkat. Selain itu, Jepang juga mudah dipengaruhi oleh angin muson, yang membawa angin hangat dari selatan dan semakin meningkatkan panas pada musim panas. Kelembapan yang tinggi juga membuat suhu terasa lebih panas.
Topografi
Jepang adalah negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut dan memiliki banyak pegunungan. Pengaruh iklim maritim menyebabkan tingginya kelembapan. Selain itu, pegunungan di Jepang memisahkan iklim di daerah pedalaman dan pesisir. Fenomena fohn dapat terjadi di daerah pegunungan, di mana angin yang turun dari pegunungan mengalami kompresi dan peningkatan suhu, menyebabkan suhu tinggi secara lokal. Di daerah perkotaan, fenomena pulau panas terjadi karena panas yang terperangkap dalam aspal dan beton, sehingga suhu tetap tinggi bahkan di malam hari. Akibatnya, panas di musim panas di daerah perkotaan menjadi sangat ekstrem.
Kota-Kota di Jepang yang Sangat Panas pada Musim Panas
Di antara banyaknya kota di Jepang yang panas pada musim panas, ada beberapa kota yang terkenal dengan suhu yang sangat tinggi. Berikut ini adalah kota-kota di Jepang yang terkenal dengan panasnya musim panas.
Kota Kumagaya, Prefektur Saitama
Kota Kumagaya di Prefektur Saitama terkenal dengan suhu yang sangat tinggi pada musim panas. Kota ini pernah mencatat suhu tertinggi sebesar 41,1 derajat Celcius dan sering disebut sebagai “kota panas” dalam media. Penyebab panas yang ekstrem ini adalah karena udara hangat dari fenomena pulau panas di pusat kota Tokyo yang bergerak ke Kumagaya, ditambah dengan angin panas dari fenomena fohn yang berasal dari Pegunungan Chichibu. Kombinasi ini membuat Kota Kumagaya menjadi salah satu daerah terpanas di Jepang.
Kota Tajimi, Prefektur Gifu
Kota Tajimi di Prefektur Gifu terletak di wilayah Tono bagian timur dan terkenal dengan suhu yang sangat tinggi pada musim panas, dengan suhu tertinggi yang pernah tercatat mencapai 40,9 derajat Celcius. Karena kota ini dikelilingi oleh pegunungan dan berada di lembah, angin panas dari fenomena fohn yang berasal dari utara mudah masuk, sedangkan angin laut yang sejuk sulit mencapai daerah ini, sehingga menyebabkan panas yang ekstrem. Namun, malam tropis jarang terjadi di Tajimi. Kota ini juga terkenal dengan keramik Mino-yaki, dan belakangan ini, Museum Mozaik Ubin menjadi tempat populer untuk berfoto di Instagram. Kota ini dapat dicapai dari Nagoya dalam waktu sekitar satu jam.
Kota Kyoto, Prefektur Kyoto
Meskipun mungkin mengejutkan, musim panas di Kyoto juga terkenal dengan suhu yang tinggi. Kota Kyoto memiliki rata-rata 23,8 hari per tahun dengan suhu ekstrem di atas 35 derajat Celsius, yang tertinggi di antara ibu kota 47 prefektur di Jepang. Suhu tertinggi rata-rata pada bulan Agustus adalah 33,7 derajat Celsius, juga yang tertinggi secara nasional. Meskipun suhu di atas 40 derajat belum pernah tercatat, Kyoto tetap merupakan kota yang panas secara rata-rata.
Penyebab utama panas ekstrem di Kyoto adalah topografi lembah yang dikelilingi pegunungan di semua sisi kecuali selatan, yang membuat panas mudah terperangkap. Selain itu, fenomena pulau panas dan jarak yang jauh dari laut turut meningkatkan suhu. Misalnya, Kyoto berjarak sekitar 40-50 km dari Teluk Osaka, sehingga pengaruh angin laut yang sejuk hampir tidak ada.
Selain itu, angin sejuk dari Danau Biwa yang terletak di sebelah timur juga terhalang oleh pegunungan seperti Gunung Hiei. Oleh karena itu, Kota Kyoto cenderung menjadi sangat panas dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya.
Kota Shimanto, Prefektur Kochi
Kota Shimanto di Prefektur Kochi mencatat suhu tertinggi sebesar 41,0 derajat Celsius dan merupakan satu-satunya kota di Jepang yang mengalami suhu di atas 40 derajat selama empat hari berturut-turut. Karena terletak di pedalaman, fenomena fohn dari barat laut dan sulitnya angin laut dari Samudra Pasifik masuk, membuat panas di Shimanto sangat ekstrem. Kota ini memanfaatkan suhu tinggi tersebut untuk promosi sebagai “Kota Terpanas di Jepang”.
Sebagai destinasi wisata, kota ini memiliki Sungai Shimanto yang merupakan sungai kelas satu terpanjang di Shikoku. Di sini, pengunjung dapat menikmati jembatan tenggelam yang indah dan aktivitas berperahu di sungai.
Kota Hamamatsu, Prefektur Shizuoka
Kota Hamamatsu di Prefektur Shizuoka terletak di bagian barat prefektur dan mencatat suhu tertinggi sebesar 41,1 derajat Celsius, menjadikannya salah satu kota yang sangat panas. Di daerah pegunungan, fenomena fohn menyebabkan suhu tinggi nasional, dan di dataran rendah juga sering terjadi hari-hari panas dengan suhu di atas 35 derajat Celsius.
Sebagai destinasi wisata, Hamamatsu memiliki banyak tempat menarik seperti Kastil Hamamatsu, Danau Hamana, dan area wisata sekitar Onsen Kanzanji. Selain itu, terdapat Nakasendo Sand Dunes yang merupakan salah satu dari tiga bukit pasir terbesar di Jepang.
Cara Menghindari Heatstroke
Seperti yang telah kita lihat, musim panas di Jepang sangat panas dan lembap, sehingga risiko terkena heatstroke sangat tinggi. Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghindari heatstroke:
Hidrasi yang Tepat
Minum air secara teratur adalah yang paling penting. Usahakan untuk minum air sebelum merasa haus. Terutama saat keluar rumah atau berolahraga, selalu bawa air atau minuman olahraga dan minumlah secara berkala. Minuman olahraga bermanfaat untuk menggantikan elektrolit yang hilang karena keringat.
Menghindari Sinar Matahari Langsung
Saat keluar rumah, penting untuk menggunakan topi atau payung untuk menghindari sinar matahari langsung. Usahakan untuk berjalan di tempat yang teduh dan beristirahat secara berkala di tempat yang sejuk. Terutama pada jam 12 siang hingga 3 sore, yang merupakan waktu dengan suhu tertinggi, disarankan untuk menghindari keluar rumah sebanyak mungkin.
Memilih Pakaian yang Tepat
Pilih pakaian dengan bahan yang memiliki sirkulasi udara yang baik, usahakan memakai pakaian yang tipis dan ringan. Pilih bahan pakaian yang dapat menyerap keringat dan cepat kering agar tetap nyaman meski berkeringat. Pakaian berwarna terang lebih baik karena dapat memantulkan panas matahari dibandingkan pakaian berwarna gelap.
Menggunakan AC dan Kipas Angin
Di dalam ruangan, penting untuk menjaga suhu yang tepat dengan menggunakan AC dan kipas angin. Suhu yang disarankan untuk AC adalah sekitar 28 derajat. Menggunakan kipas angin bersama AC dapat membantu sirkulasi udara dingin dan mendinginkan ruangan secara efisien.
Menjaga Kondisi Tubuh
Memperhatikan kondisi kesehatan sehari-hari dan tidur yang cukup juga efektif untuk mencegah heatstroke. Terutama di musim panas, tubuh mudah lelah, jadi usahakan untuk makan makanan yang seimbang dan menjaga stamina. Jika merasakan gejala awal heatstroke (pusing, lemas, sakit kepala, mual, dll.), segera pindah ke tempat yang sejuk dan minum air.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kita dapat menghindari heatstroke dan menjalani musim panas dengan nyaman dan aman.
Ringkasan
Musim panas di Jepang terkenal dengan kelembapan yang tinggi dan suhu yang sangat panas. Hal ini disebabkan oleh tekanan tinggi di Samudra Pasifik, iklim lembap, serta pengaruh geografis. Untuk tetap sejuk di musim panas, beberapa langkah yang efektif termasuk penggunaan AC, menyiram air di halaman, istirahat di tempat yang sejuk, mengenakan pakaian yang berpori, dan menjaga hidrasi tubuh. Selain itu, untuk menghindari heatstroke, penting untuk menjaga hidrasi yang cukup, menghindari paparan sinar matahari langsung, memilih pakaian yang sesuai, menggunakan AC atau kipas angin, serta menjaga kondisi tubuh. Dengan mempraktikkan metode-metode ini, kita dapat menjalani musim panas yang nyaman dan aman.
コメント