Budaya

Apakah Orang Jepang Terlalu Banyak Bekerja? Mengenai Lingkungan Kerja di Jepang

Lingkungan Kerja di Jepang sering menjadi sorotan internasional karena masalah jam kerja yang panjang, karoshi (kematian akibat kerja berlebihan), dan produktivitas. Istilah “karoshi” bahkan dimasukkan ke dalam kamus bahasa Inggris karena dampaknya yang begitu mengejutkan. Sebenarnya, seberapa keras orang Jepang bekerja dibandingkan dengan orang-orang di seluruh dunia? Kali ini, kita akan membahas tentang lingkungan kerja di Jepang.

Jam Kerja Orang Jepang

Menurut statistik dari Organisasi Buruh Internasional (ILO), Jepang adalah salah satu negara dengan persentase pekerja yang bekerja lebih dari 48 jam per minggu yang tinggi, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara berpenghasilan tinggi lainnya. Jam kerja yang panjang ini menyebabkan fenomena unik Jepang yang disebut “karoshi” (kematian akibat kerja berlebihan). Karoshi memiliki dampak serius pada kesehatan pekerja, menyebabkan serangan jantung, stroke, dan bunuh diri akibat stres psikologis.

Contoh terkenal dari karoshi adalah kasus bunuh diri seorang karyawan wanita di Dentsu, perusahaan iklan besar Jepang, pada tahun 2015. Dia mengalami depresi karena beban kerja yang berlebihan dan pelecehan dari atasannya, yang akhirnya membuatnya mengakhiri hidupnya sendiri. Kasus ini menarik perhatian besar sebagai simbol masalah lingkungan kerja di Jepang.

Penurunan Produktivitas Kerja di Jepang dan Upaya Mengatasi Jam Kerja yang Panjang

Jam kerja yang panjang juga terkait dengan penurunan produktivitas. Meskipun jam kerja di Jepang panjang, kualitas output tidak meningkat secara signifikan, sehingga produktivitas menurun. Ketika pekerja lelah akibat jam kerja yang panjang, efisiensi kerja dan pemikiran kreatif mereka dapat terhambat. Jepang dianggap memiliki produktivitas kerja yang rendah di antara negara-negara G7, dengan praktik kerja yang tidak efisien dan banyaknya lembur sebagai penyebabnya.

Pada tahun 2018, undang-undang reformasi jam kerja diberlakukan, yang membatasi jam lembur menjadi 45 jam per bulan, namun perbaikan lingkungan kerja masih memerlukan waktu. Perubahan budaya tempat kerja membutuhkan peninjauan ulang terhadap budaya perusahaan tradisional dan cara kerja, serta kerjasama antara serikat pekerja, pemerintah, dan perusahaan. Namun, serikat pekerja di Jepang sering kali cenderung menghindari konflik dengan perusahaan dan jarang memprotes perlakuan yang tidak adil terhadap pekerja.

Alasan Jam Kerja Panjang di Jepang

Di Jepang, jam kerja yang panjang cenderung dianggap sebagai hal yang wajar secara sosial, dan banyak pekerja sering menyembunyikan jam kerja mereka yang sebenarnya. Budaya Jepang menganggap bekerja keras sebagai suatu kebajikan. Oleh karena itu, banyak yang bekerja lama dengan pengorbanan diri.

Selain itu, di banyak perusahaan Jepang, gaji dibayarkan berdasarkan jam kerja. Oleh karena itu, bekerja lebih lama dari jam inti 9 hingga 18 akan menghasilkan gaji yang lebih tinggi, yang menjadi salah satu faktor penyebab jam kerja yang panjang. Situasi di mana batas atas jam kerja tidak dipatuhi secara efektif juga terjadi, terutama di perusahaan besar. Kekurangan tenaga kerja akibat menurunnya angka kelahiran di Jepang juga menyebabkan beban dan ekspektasi yang berlebihan pada setiap pekerja, meningkatkan stres.

Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan keterlibatan aktif dari serikat pekerja, manajemen yang tepat terhadap jam kerja, dan perbaikan lingkungan kerja. Selain itu, partisipasi perempuan dan generasi muda dalam pasar tenaga kerja memunculkan masalah baru yang perlu ditangani dengan tepat. Perbaikan lingkungan kerja di Jepang memerlukan regulasi hukum yang lebih lanjut dan pembentukan budaya yang memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan pekerja.

Kesimpulan

Bagaimana menurut Anda? Kami telah memperkenalkan tentang lingkungan kerja di Jepang. Jepang memiliki jam kerja yang panjang dan produktivitas yang rendah. Faktor-faktor penyebabnya termasuk persepsi bahwa jam kerja yang panjang adalah normal, sistem pembayaran berdasarkan jam kerja, dan kurangnya kesadaran untuk mematuhi batas atas jam kerja.

Untuk Jepang kembali diperhatikan secara ekonomi di dunia, penting untuk memperhatikan sistem kerja. Saat bekerja di Jepang, penting untuk menentukan hal yang benar-benar dibutuhkan dalam pekerjaan dan bekerja dengan kesadaran tersebut.

関連記事

  1. Hi, this is a comment.
    To get started with moderating, editing, and deleting comments, please visit the Comments screen in the dashboard.
    Commenter avatars come from Gravatar.