Olahraga

Apakah Bangau dan Kura-Kura Membawa Keberuntungan? Mengapa Mereka Dianggap Membawa Keberuntungan?

Apakah Anda tahu bahwa bangau dan kura-kura dianggap sebagai hewan pembawa keberuntungan? Saya yakin banyak dari Anda pernah mendengar frasa “bangau hidup seribu tahun, kura-kura hidup sepuluh ribu tahun.” Ungkapan ini menunjukkan betapa bangau dan kura-kura diakui sebagai hewan yang sangat beruntung di Jepang. Tapi, mengapa bangau dan kura-kura dianggap membawa keberuntungan? Apa saja yang mereka lambangkan? Dan bagaimana bangau dan kura-kura dipandang di negara lain? Kali ini, kita akan mendalami tentang bangau dan kura-kura yang dianggap membawa keberuntungan.

Mengapa Bangau dan Kura-kura Dianggap Pembawa Keberuntungan

Di Jepang, bangau dan kura-kura dianggap sebagai hewan pembawa keberuntungan karena mereka melambangkan umur panjang. Pemikiran ini bukanlah asli Jepang, melainkan dipengaruhi oleh Tiongkok. Dalam teks filsafat dari zaman Dinasti Han di Tiongkok, disebutkan bahwa bangau hidup seribu tahun dan kura-kura hidup sepuluh ribu tahun. Pemikiran ini kemudian menyebar ke Jepang.

Sejak zaman Muromachi, Jepang mengadopsi konsep ini, terutama dalam seni teater Noh. Salah satu drama Noh yang terkenal adalah “Tsuru Kame,” yang merayakan umur panjang kaisar Tiongkok, di mana para penari memakai mahkota berbentuk bangau dan kura-kura. Dari drama Noh ini, kita bisa melihat bagaimana simbolisme bangau dan kura-kura sebagai hewan panjang umur dan pembawa keberuntungan dari Tiongkok ditransmisikan ke Jepang.

Dengan demikian, bangau dan kura-kura di Jepang dianggap sebagai simbol keberuntungan karena sifat mereka yang melambangkan umur panjang, yang dipengaruhi oleh budaya Tiongkok. Tradisi ini telah tertanam dalam budaya dan seni Jepang sepanjang sejarah.

Bangau sebagai Simbol Hubungan Pasangan dan Umur Panjang, tetapi Simbol Sial di Dunia

Di Jepang, bangau dikenal tidak hanya sebagai simbol umur panjang dan keberuntungan, tetapi juga sebagai simbol hubungan yang harmonis dan ikatan pasangan yang kuat, dikenal sebagai “Meoto-zuru” (Pasangan Bangau). Meoto-zuru melambangkan hubungan baik dan kebersamaan pasangan seumur hidup, sering digunakan dalam amplop hadiah pernikahan dan kartu tempat duduk di acara pernikahan. Terutama di upacara pernikahan tradisional Jepang di kuil Shinto atau Buddha, simbol Meoto-zuru sangat dihargai.

Selain itu, bangau juga terkenal sebagai “Senbazuru” yang terdiri dari seribu bangau lipat. Tradisi melipat bangau origami dimulai pada zaman Muromachi dengan harapan panjang umur, dan pada zaman Edo, Senbazuru dibuat dengan harapan penyembuhan penyakit dan umur panjang. Saat ini, Senbazuru juga digunakan sebagai simbol perdamaian.

Namun, pandangan tentang bangau berbeda-beda di setiap negara dan budaya. Berbeda dengan Jepang yang menghormati bangau sebagai hewan pembawa keberuntungan, di Skandinavia bangau dianggap sebagai “burung pembawa kematian” dan simbol kesialan. Dalam mitologi Celtic, bangau digambarkan bersama dewa pembantai Esus, memperkuat citra bangau sebagai burung sial.

Dengan demikian, meskipun bangau adalah hewan yang sama, makna dan simbolismenya sangat bervariasi tergantung pada budaya dan wilayahnya. Menarik untuk melihat bagaimana bangau diinterpretasikan berbeda dalam setiap budaya. Di Jepang, bangau melambangkan kebahagiaan dan harapan, sedangkan di daerah lain memiliki makna yang sangat berbeda, menunjukkan keragaman budaya dan luasnya interpretasi.

Kura-kura sebagai Simbol Umur Panjang, Kemakmuran, dan Hewan Pendukung Dunia

Kura-kura dianggap sebagai hewan pembawa keberuntungan di seluruh dunia karena melambangkan umur panjang dan kemakmuran. Di Tiongkok kuno, kura-kura dihormati sebagai utusan dari Gunung Penglai, tempat tinggal para dewa. Dalam legenda Jepang, kura-kura dikenal sebagai utusan dari Istana Naga dalam cerita Urashima Taro. Dengan demikian, kura-kura telah lama dianggap sebagai simbol keberuntungan.

Ungkapan “Kame wa Mannen” (Kura-kura hidup selama 10.000 tahun) mencerminkan penghormatan terhadap umur panjang kura-kura. Pola heksagonal pada cangkangnya dianggap sebagai tanda keberuntungan, dan kekerasannya melambangkan kekuatan yang tak tergoyahkan. Kura-kura juga dipandang sebagai simbol keberuntungan finansial. Nama seperti “Zenigame” dan “Ishigame” berasal dari kemiripan cangkangnya dengan mata uang zaman Edo.

Umur kura-kura jauh lebih panjang dibandingkan manusia, dengan beberapa spesies yang rata-rata hidup 30-50 tahun, dan beberapa bahkan tercatat hidup lebih dari 150 tahun. Mengingat umur panjang kura-kura dibandingkan dengan harapan hidup rata-rata orang Jepang pada zaman Edo, mudah dipahami bagaimana ungkapan “Kame wa Mannen” muncul. Kura-kura yang disebut “Minogame,” dengan lumut tumbuh di punggungnya, dianggap sebagai simbol umur panjang tambahan.

Secara global, kura-kura diakui sebagai hewan pembawa keberuntungan. Di India kuno, penyu laut digambarkan sebagai pendukung dunia. Di pulau-pulau Pasifik Selatan dan dalam legenda penduduk asli Amerika, kura-kura dipercaya menopang gunung. Contoh-contoh ini menunjukkan bahwa simbolisme positif yang dibawa oleh kura-kura melintasi batas negara.

Kesimpulan

Bagaimana menurut Anda? Kali ini kita telah melihat mengapa burung bangau dan kura-kura dipercaya sebagai hewan pembawa keberuntungan. Latar belakangnya adalah pemikiran bahwa baik burung bangau maupun kura-kura memiliki umur panjang, yang berasal dari Cina. Selain itu, burung bangau juga dianggap sebagai simbol kebersamaan pasangan suami istri dan kesehatan yang panjang umur, sedangkan kura-kura dipandang sebagai simbol keberuntungan finansial. Namun, di luar Jepang, burung bangau dianggap sebagai pertanda buruk dan kura-kura dipandang sebagai simbol kekuatan yang mendukung dunia. Menarik untuk melihat bagaimana hewan yang sama dapat diterima secara berbeda di berbagai negara.

Di situs ini, kami tidak hanya memperkenalkan burung bangau dan kura-kura, tetapi juga berbagai budaya dan sejarah menarik Jepang lainnya. Kami berharap Anda menikmati membaca artikel lain di situs ini!

関連記事

この記事へのコメントはありません。