Hantu

Mengapa hantu di Jepang tidak memiliki kaki?

Taukah Anda mengapa hantu di Jepang tidak memiliki kaki? Mungkin kita selalu menerima kenyataan bahwa mereka tidak memiliki kaki sebagai sesuatu yang wajar, namun jika dipikirkan lagi, hal ini cukup aneh, bukan? Yokai seperti Rokurokubi, Kappa, dan Tengu memiliki kaki, begitu juga dengan hantu dan zombie dari luar negeri. Jika Anda menonton film Harry Potter, Anda akan melihat bahwa hantu-hantu di sana memiliki kaki.

Jadi, mengapa hantu di Jepang tidak memiliki kaki? Kali ini, kami akan memperkenalkan alasan mengapa hantu di Jepang tidak memiliki kaki.

Karena lukisan hantu tanpa kaki yang dilukis oleh Maruyama Ōkyo selama periode Edo menjadi populer

(Gambar Referensi: 久渡寺公式HP)

Salah satu alasan paling kuat mengapa hantu tanpa kaki menjadi populer di Jepang adalah karena lukisan hantu tanpa kaki yang dilukis oleh seniman jenius Maruyama Ōkyo (1733-1795) pada periode Edo. Kontras antara keindahan lukisan hantu yang transparan meskipun tanpa kaki memberikan dampak yang mengejutkan bagi orang-orang pada saat itu, sehingga menjadi sangat populer dan akhirnya menjadi harta nasional.

Lukisan ini awalnya dimulai ketika Morioka Shuzan Motonori, kepala penguasa dari klan Hirosaki, memesan lukisan kepada Maruyama Ōkyo untuk memperingati istri dan selirnya yang telah meninggal berturut-turut. Maruyama Ōkyo kemudian memutuskan untuk melukis hantu sebagai lukisan peringatan. Pada saat itu, diketahui adanya legenda tentang hio bernama Hangonko yang konon bisa memanggil kembali jiwa orang yang telah meninggal ketika dibakar. Maruyama Ōkyo membayangkan bahwa bagian bawah tubuh hantu tertutup oleh asap hio, sehingga dia tidak menggambar kaki. Ada juga cerita bahwa dia tidak menggambar kaki karena tergesa-gesa setelah melihat hantu dalam mimpinya.

Mengapa Lukisan Hantu Menjadi Populer

Jadi, mengapa lukisan hantu menjadi populer? Lukisan hantu tanpa kaki karya Maruyama Ōkyo memicu tren banyaknya lukisan hantu. Ada dua alasan utama mengapa lukisan hantu menjadi populer.

Pertama, untuk memperingati orang yang telah meninggal. Seperti Maruyama Ōkyo yang melukis hantu untuk memperingati orang yang telah meninggal, lukisan hantu menjadi titik penghubung antara orang yang masih hidup dan orang yang telah meninggal. Lukisan hantu menjadi tempat peringatan yang menggugah kenangan akan orang yang telah meninggal. Dengan latar belakang ini, banyak kuil mulai memajang lukisan hantu seperti yang dilukis dan dihadiahkan oleh Maruyama Ōkyo.

Kedua, lukisan hantu dianggap sebagai pembawa keberuntungan. Pada saat itu, lukisan hantu sangat langka dan memiliki dampak visual yang kuat, sehingga banyak orang ingin melihatnya secara langsung. Dengan memanfaatkan psikologi masyarakat saat itu, memajang lukisan hantu di toko menarik banyak pengunjung dan meningkatkan keberuntungan dalam bisnis. Selain itu, dipercayai bahwa dengan memajang lukisan hantu, pencuri akan merasa enggan karena dianggap membawa nasib buruk, sehingga mengurangi risiko pencurian uang atau barang. Dengan demikian, lukisan hantu sering dipajang sebagai jimat keberuntungan untuk menarik pelanggan dan menjauhkan pencuri.

Ringkasan

Bagaimana menurut Anda? Kami telah memperkenalkan alasan mengapa hantu di Jepang tidak memiliki kaki. Hal ini dimulai ketika Maruyama Ōkyo melukis hantu tanpa kaki karena pengaruh Hangonko atau karena tergesa-gesa. Selain itu, lukisan hantu sangat populer dan berfungsi sebagai cara untuk mengenang orang yang telah meninggal serta membawa keberuntungan dalam bisnis. Dari pertanyaan sederhana tentang mengapa hantu tidak memiliki kaki, kita dapat memahami berbagai aspek psikologi dan budaya orang-orang pada masa itu. Kami berharap Anda dapat merasakan sedikit kesenangan dari menggali kembali pertanyaan-pertanyaan sejarah seperti ini.

関連記事

この記事へのコメントはありません。